Cara Mudah Membuat Proposal Skripsi
Dan Karya Tulis Ilmiah Kesehatan
Banyak yang bilang kalau skripsi atau karya tulis
ilmiah merupakan hal yang sangat susah dan menakutkan. Sebenarnya ini tidak
sepenuhnya benar, karena tergantung bagaimana menyikapinya. Coba dipikirkan
lagi lebih sulit yang mana pembuatan skripsi, atau masa perkuliahan?
Berikut ini saya akan membantu teman-teman yang
mengalami kesulitan dalam pembuatan proposal skripsi dan karya tulis kesehatan
dengan menemukan trik-trik bagaimana penyelesaiannya dengan cepat. Hal-hal yang
harus dilakukan adalah :
1. Tentukan masalahnya apa? Masalah merupakan awal
mula dari kita memulai judul skripsi dan karya tulis ilmiah nantinya dan
menjadi tolak ukur dalam pembuatan latar belakang. Masalah adalah kesenjangan
dari yang diharapkan dengan yang terjadi. Karena yang akan dibuat adalah
skripsi kesehatan, maka masalah yang harus dicari adalah masalah kesehatan.
Masalah kesehatan ini dapat kita temukan dari Profil Kesehatan Indonesia, hasil
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar), Survei Rumah Tangga, Dinas Kesehatan
Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Puskesmas yang semuanya tercantum
dalam bentuk angka yaitu target dan pencapaiannya. Misalnya ; Tahun 2012 yang
menjadi masalah kesehatan Indonesia adalah masih tingginya angka kematian ibu,
bayi dan balita yaitu dari tahun 2011 sebesar.... jiwa dan pada tahun 2012
menjadi sebesar.... jiwa, belum terpenuhinya UCI (Universal Coverage
Imunization) yaitu ...% dibandingkan pada tahun 2011 yaitu ...%, masih
rendahnya akseptor KB yaitu...% pada tahun 2011 sedangkan pada tahun 2012
hanya...%.
Dengan ditemukan berapa kesenjangan dari target yang
telah ditentukan kita dapat melihat dan menemukan hal itu sebagai masalah,
setelah kita menemukan apa-apa saja yang menjadi masalah kesehatan kita dapat
memilih alternatif permasalahan apa saja yang ingin kita angkat pada skripsi
yang ingin dibuat. Setidaknya pilih 2 atau 3 permasalahan yang diinginkan, dan
nantinya akan dipilih satu untuk dikembangkan dalam skripsi.
2. Kumpulkan data primer atau sekunder
Data perlu kita kumpulkan untuk mendukung penjelasan
di latar belakang kenapa kita mengangkat masalah tersebut di skripsi yang
dibuat. Data yang pertama kali kita kumpulkan adalah data sekunder yaitu data
yang diperoleh dari instansi. Alur penelusuran data yang harus diikuti
adalah : Dinas Kesehatan Provinsi-Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan
Puskesmas. Jika memungkinkan dan kebutuhan kita bisa juga melengkapinya diluar
instansi tersebut seperti pemerintah provinsi atau kabupaten/kota. Penelusuran
data tersebut perlu dilakukan untuk memastikan apakah permasalah yang akan
diangkat dalam skripsi yang dibuat juga menjadi masalah di tingkat provinsi,
kabupaten/kota dan juga wilayah kerja puskesmas. Contohnya berdasarkan data
Profil Kesehatan Indonesia dan Hasil Riskesdas Tahun 2010 pencapaian UCI belum
merata untuk seluruh Indonesia dengan angka drop out cakupan imunisasi DPT HB 1 – Campak pada bayi di Indonesia
tahun 2006-2010 terdapat 3 provinsi dengan angka drop out tertinggi yaitu Papua Barat 11,6%, Sulawesi Tenggara
11,1%, dan Sumatera Barat 10,1%. Hal ini yang perlu kita cocokkan kesesuaian
antara data nasional dengan provinsi apakah bermasalah atau tidak. Jika kita
mengambil permasalahan di Provinsi Sumatera Barat makan cocokkan dengan data
yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, jika memang benar
permasalahan tersebut kita coba lihat lagi Kabupaten atau Kota di Provinsi
Sumatera Barat mana saja yang juga rendah dalam pencapaian UCI, hal ini dapat
kita lihat kembali di data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Jika kita
temukan Kota Padang menjadi salah satu daerah dengan UCI terendah kita coba
kecilkan lagi wilayah cakupannnya dengan melihat data yang ada di Dinas
Kesehatan Kota Padang, wilayah kerja puskesmas mana saja yang juga memiliki
masalah dengan pencapaian UCI, pilihlah 3 kecamatan terendah dan kecamatan
kecamatan yang paling rendah menjadi prioritas penelitian. Setelah didapat data
puskesmas terendah pencapaian UCI cocokkan lagi dengan puskesmas bersangkutan
kesesuaian datanya. Sehingga dari hasil ini kita bisa menentukan lokasi
penelitian.
Jika penelitian yang dilakukan
tidak terdapat data sekundernya, bisa dilakukan dengan melakukan SURVEI
PENDAHULUAN ke sasaran penelitian, biasanya membutuhkan 10 responden.
Data primer yaitu data yang
dikumpulkan oleh peneliti sendiri. Biasanya data ini baru bisa dikumpulkan jika
penelitian telah dilakukan, dan berhubungan dengan variabel yang diteliti.
3. Kumpulkan
referensi/kepustakaan
Setelah kita menemukan masalah
apa yang akan diangkat dalam skripsi, dan lokasi penelitian. Hal yang harus
dilakukan selanjutnya adalah mengumpulkan referensi/kepustakaan. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan teori terkait penelitian yang akan dilakukan.
Referensi/kepustakaan yang harus dikumpulkan sebagusnya 10 tahun terakhir, agar
up to date dalam keilmuannya. Dalam pengumpulan kepustakaan kita bisa
memanfaatkan buku, jurnal, karya ilmiah dan contoh skripsi terdahulu yang
berkaitan dengan judul yang kita angkat. Misalnya judul yang diangkat adalah
"Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu dengan Pemberian Imunisasi
Dasar Lengkap pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas X Kecamatan Y Tahun
2012". Hal-hal yang perlu kita cari adalah pengertian imunisasi, tujuan,
manfaat, imunisasi dasar lengkap, usia dan jadwal imunisasi, penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi, dan penjelasan secara teoritis mengenai
variabel yang diteliti. Selain itu kita juga perlu mencari referensi terkait
penelitian-penelitian sebelumnya, untuk menguatkan hasil penelitian kita
nantinya.
4. Tentukan variabel
penelitian
Variabel penelitian
diantaranya adalah variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas).
Variabel penelitian ditemukan setelah melalui penelusuran kepustakaan, dan
teori. Contohnya ; Penelitian yang diangkat adalah Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat yang merupakan variabel dependen (terikat), berdasarkan teori L. Green
(Notoatmodjo, 2003) perilaku kesehatan dipengaruhi oleh Faktor
Predisposisi (pendidikan, pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai,
sosiodemografi), Faktor Pendukung (lingkungan, ketersediaan
fasilitas dan sumber daya yang ada), dan Faktor Pendorong (sikap dan tindakan petugas, dukungan keluarga dan tokoh
masyarakat, perundang-undangan, kebijakan pemerintah). Teori
yang berhubungan dengan perilaku kesehatan tersebutlah yang menjadi landasan
untuk menentukan variabel independen (bebas) penelitian. Misalnya : Hubungan
Dukungan Keluarga dan Tokoh Masyarakat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Judul tersebut terbentuk berdasarkan dari teori yang dijelaskan sebelumnya.
5. Tentukan judul penelitian
Setelah masalah ditemukan, data penelitian didapat,
referensi dan variabel penelitian langka selanjutnya adalah merangkainya dalam
satu judul skripsi dan karya tulis ilmiah kesehatan. Judul penelitian yang baik
adalah yang memenuhi kriteria logis, jelas, dan jangan terlalu panjang (20 kata maksimal) Misalnya : Hubungan Praktek Asuhan Makan dan Stimulasi Psikososial dengan Kejadian Stunting pada Balita di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2012, Hubungan Perilaku Sehat Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok Tahun 2012.
6. Pembuatan proposal
penelitian
Pembuatan proposal penelitian
merupakan lanjutan dari kelima hal sebelumnya. Manfaatkan buku, jurnal dan
penelitian terdahulu sebagai pengembanagan skripsi dan karya tulis yang akan
dibuat. Penggunaan kalimat dari buku atau jurnal penelitian dapat dibuat dalam
kutipan langsung dan tidak langsung, dan jangan lupa buatkan sumber kepustakaan
di daftar pustaka nantinya. Gunakan kalimat sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari plagiarisme dan juga sebagai sarana membantu teman-teman dalam
pemahaman skripsi yang dibuat.
Skripsi dan karya tulis ilmiah
intinya adalah pemikiran yang terstruktur dan sistematis, hal ini terbukti dari
penentuan masalah hingga pembuatan proposal penelitian yang dijelaskan
sebelumnya. Tips dalam pembuatan skripsi kerjakan dengan sungguh-sunguh dan
keseriusan.